Wanita Non-Muslim di AS Ini Memilih Memakai Jilbab

Kesehariannya, Amanda mengenakan jilbab walaupun dia bukan Muslimah.



Amanda, merasa nyaman dengan berjilbab walaupun bukan seorang Muslimah

Amanda, merasa nyaman dengan berjilbab walaupun bukan seorang Muslimah (Haute Hijab)
Memakai jilbab tidak berarti pengekangan terhadap kaum wanita. Bahkan, jilbab adalah bentuk penghargaan dan perlindungan wanita terhadap diri mereka sendiri, selain meningkatkan derajat mereka di
hadapan orang lain.

Nilai-nilai inilah yang berhasil dimaknai oleh Amanda, wanita dari Sacramento, Amerika Serikat. Amanda adalah wanita non-Muslim yang memutuskan memakai jilbab di kesehariannya. Kepada situs Haute Hijab, sebuah merek produk jilbab ternama dunia, Amanda mengatakan, dia tidak menyesali keputusannya ini.

"Saya telah membuat keputusan untuk hanya menunjukkan wajah dan tangan ketika di depan publik seumur hidup, dan saya menyukainya!" kata dia dalam suratnya kepada Haute Hijab.

Sarjana Studi Internasional dan Arab di Universitas Utah ini mengaku bahwa awalnya, seperti warga Amerika lainnya, dia memandang jilbab adalah bentuk pengekangan pada wanita. Di saat yang sama, dia melihat pria-pria di kampusnya memandang rendah wanita, seperti hanya sebongkah daging.

Dia mengaku sering mendapati para lelaki memandanginya dengan tidak pantas. Belum lagi dia pernah mencuri dengar pembicaraan cabul para lelaki soal wanita. "Saya membicarakan hal ini pada teman sekelas saya, seringnya saya mendapatkan respon 'lelaki tetaplah lelaki' atau 'itu adalah sifat biologis mereka', dan saya pikir ketidaknyamanan ini hanya masalah saya saja," ujarnya.

Lalu bertemulah dia dengan pria idamannya. Saat mereka bertunangan, Amanda berkomitmen bahwa dirinya hanya untuk tunangannya tersebut, bukan objek seks orang lain. "Sejak itu, ketika saya melihat seseorang memandangi saya, saya tidak nyaman, saya marah! Tapi saya tidak tahu harus berbuat apa," kata dia.

Sampai pada suatu hari, dia berpapasan dengan kawannya, seorang Muslimah yang mengenakan jilbab. Saat itu, Amanda mengaku terkejut melihat penampilan temannya tersebut. "Dia memakai kerudung dan abaya seperti biasanya, tapi pada saat itu dia terlihat sangat anggun dan kuat," kata dia.

Lalu dia mulai mencari tahu soal hijab, dan bagaimana wanita Muslim berjilbab. Melihat di Youtube, mencari di toko online, semakin dia mencari, semakin dia menemukan bahwa wanita berjilbab itu berkelas dan elegan. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk memakai jilbab.

"Banyak hal yang saya suka dari hijab. Saya menyukai kenyataan bahwa saya bisa menguasai tubuh saya sendiri dari apa yang bisa dilihat orang lain. Berhijab juga cocok dengan keyakinan feminis saya. Sebagai seorang feminis, saya yakin bahwa wanita dan pria berdiri setara di masyarakat, dan nilai-nilai yang memperlakukan wanita sebagai objek seks adalah bentuk ketidaksetaraan dan perlakuan yang tidak adil," kata dia.

"Wanita di Amerika merasa malu jika mereka tidak berpakaian yang menarik perhatian orang lain. Tapi saya meyakini bahwa wanita harus bisa melawan standar kecantikan yang konyol dan berlebihan. Hijab adalah jalan yang bebas dari itu semua," ujarnya lagi. (umi)

sumber: http://dunia.news.viva.co.id/news/read/449419-wanita-non-muslim-di-as-ini-memilih-memakai-jilbab