Saat yang ditunggu-tunggu tiba. Memasuki tahun baru, 2013, rakyat
Indonesia ‘dihadiahi’ kebijakan baru berupa kenaikan tarif dasar listrik
(TDL).
Kenaikan ini memang tidak menyasar konsumen masyarakat kecil yang rata-rata menggunakan listrik 450-900 VA. Tapi, mau tidak mau, kenaikan ini akan berdampak pada kenaikan
harga-harga barang mengingat kenaikan yang dilakukan setiap tiga bulan
tersebut menyasar kalangan industri dengan konsumsi listrik 1.300 VA ke
atas. Kenaikan per tiga bulan dipatok rata-rata 4,3% dan maksimal total 15% dalam satu tahun.bukan hanya listrik yang naik harga BBM dan GAS akan menyusul naik.
Pemerintah menyatakan tidak tertutup kemungkinan harga bahan bakar
minyak (BBM) akan naik. Namun, saat ini, fokus pemerintah masih mencari
cara penghematan dan pengendalian konsumsi BBM bersubsidi.
"Kita
tahun lalu hadapi dinamika harga BBM dan listrik tidak bisa disesuaikan.
Namun, di 2013 ini, kita sudah bisa menyesuaikan tarif listrik.
Untuk BBM pun tidak tertutup kemungkinannya (disesuaikan)," kata Menteri
Keuangan Agus Martowardjojo di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu
(20/3/2013).
Berdasarkan perhitungan pemerintah, ujar Agus,
pengendalian dan penghematan konsumsi BBM bersubsidi harus dilakukan
sebelum semester satu tahun ini berakhir. Jika tidak, kata dia, kuota
BBM bersubsidi yang dipatok sebanyak 46 juta kilo liter dalam APBN
2013 dapat terlampaui. Bila kuota itu kembali terlampaui seperti pada
2012, defisit neraca keuangan akan semakin besar.
"Kami ingin
pengendalian (konsumsi BBM) yang efektif, yang bisa membuat kuota itu
terjaga. Pengendalian itu harus dilakukan sedini mungkin. Komitmen
pemerintah akan menjaga kesehatan fiskal," kata Agus. Bila memang
langkah pengendalian BBM bersubsidi tidak efektif, Agus mengatakan,
pilihan kebijakan yang mungkin dilakukan adalah pemotongan anggaran
untuk pos belanja lain pemerintah. "Selain pemotongan anggaran,
alternatif lain yaitu penyesuaian harga BBM," katanya.
Naik atau tidak?
Beberapa
lalu, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meminta agar
harga BBM bersubsidi dinaikkan. Hal itu untuk mengantisipasi kuota
BBM bersubsidi yang diperkirakan akan kembali melebihi batas. Kuota BBM
bersubsidi tahun ini dipatok 46,01 juta kiloliter, tetapi diperkirakan
konsumsi BBM tahun ini akan mencapai 48-50 juta kiloliter. Konsumsi BBM
bersubsidi pada Januari-Februari 2013 pun tercatat sudah melampaui 0,7
persen alokasi untuk kedua bulan tersebut.
Bowo (20 tahun), penjaga kedai Mie Ayam Mangga Besar, di Jalan RA Kartini, Bekasi Timur, mengaku, paling tidak dalam sebulan dia harus mengganti lima kali tabung gas LPG ukuran 12 kg.
Dia pun menyesalkan rencana pemerintah untuk menaikkan harga gas LPG 12 kg. Menurutnya kenaikan sebesar Rp 25.400 tidak wajar dan merugikan konsumen.
''Jelas kami keberatan. Kalo mau naikin tuh harusnya yang masuk akal. Kalo naiknya lima ribu atau maksimal sepuluh ribu sih masih gak apa-apa,'' ujarnya ketika ditemui Republika, Rabu (20/2).
Dia pun berharap, pemerintah untuk mengkaji lagi rencana tersebut. Pasalnya, kenaikan itu justru akan membuat pedagang semakin terjepit. Dia pun belum bisa memastikan apakah akan menaikkan harga makanan yang dijual gerainya.
krisis energi?... bukannya tanah air indonesia ini kaya banget banget dengan sumber daya alam?... yang jadi pertanyaan besar, apakah wakil rakyat, pemerintah, presiden, tidak memperhatikan rakyatnya? apakah mereka tidak peduli dengan rakyatnya? mungkin mereka lebih mementingkan diri sendiri dari pada rakyatnya. sudah lah, yang jelas saya semakin tidak suka dengan negara ini.